BERITA HEBOH... KADO ISTIMEWA DARI ARAB UNTUK INDONESIA,, APAKAH ITU....???? SILAHKAN SHARE

BERITA HEBOH... KADO ISTIMEWA DARI ARAB UNTUK INDONESIA,, APAKAH ITU....???? SILAHKAN SHARE - Hallo sahabat Berita Urban, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul BERITA HEBOH... KADO ISTIMEWA DARI ARAB UNTUK INDONESIA,, APAKAH ITU....???? SILAHKAN SHARE, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel ISLAMI, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : BERITA HEBOH... KADO ISTIMEWA DARI ARAB UNTUK INDONESIA,, APAKAH ITU....???? SILAHKAN SHARE
link : BERITA HEBOH... KADO ISTIMEWA DARI ARAB UNTUK INDONESIA,, APAKAH ITU....???? SILAHKAN SHARE

Baca juga


BERITA HEBOH... KADO ISTIMEWA DARI ARAB UNTUK INDONESIA,, APAKAH ITU....???? SILAHKAN SHARE



Abdurrahman Azzam Pasya masih duduk terpekur dihadapan meja kerjanya. Raut muka Sekjen Liga Arab itu terlihat serius. Di atas pelataran mejanya, berantakan dokumen-dokumen utama. Ada satu benda yang menarik perhatiannya, secarik kertas tergulung rapi : peta dunia.

Orang nomer satu di perhimpunan negara-negara Arab ini membuka gulungan peta itu. Ditatapnya lamat-lamat, matanya mengedar kesana kemari. Sembari menghela nafas, ia tidak temukan nama tempat yang dia cari : INDONESIA.

Indonesia? Di manakah negeri itu ada? Sembari menerawang peta, Azzam lagi-lagi menggelengkan kepalanya yang berbalut peci tarbus. Ia menyerah, bertumpu di punggung kursinya. Di manakah negeri yang beritanya baru merdeka?

Kenapa tidak ada Indonesia dalam peta? Padahal sebagian masihlah ingat dalam benaknya, sebagian harian terpenting dimesir berisi tentang kemerdekaan Indonesia.

Belum lagi, Mufti Palestina Syaikh Amin Al Husaini mengatakan selamat pada negeri nun di Timur sana. Masihlah ingat juga dalam benaknya, entrepreneur kesohor Palestina M Ali Tahir menyatakan pada beberapa mahasiswa, ” Saya serahkan semua harta saya untuk kemerdekaan Indonesia. ”

Mulai sejak sementara itu, Azzam serius memohon laporan-laporan perkembangan Indonesia pada beberapa mahasiswa serta warga Arab yang simpati pada perjuangan Indonesia.

“Saya kumpulkan seluruhnya laporan yang masuk ke meja saya masalah perang perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia yang ssekarang di pimpin oleh Soekarno serta Hatta melawan Belanda. Waktu itu jumlah masyarakat Indonesia sekitaran 70 juta jiwa, ” kenang Azzam dalam Jauh di Mata Dekat di Hati, Potret Jalinan Indonesia-Mesir.

Indonesia, yang waktu itu masihlah berjuang dalam sunyi masihlah belum di kenal di kancah global selalu menyuarakan nada minor di dalam dunia internasional. Waktu dunia membisu memandang penjajahan di Indonesia, Azzam Pasya malah makin mendekat ke negeri yang terpisah beberapa ribu km..

“Saya akui kalau saat ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Liga Arab pada 1945, saya tidak paham banyak berkenaan Indonesia. Pengetahuan saya tentang Indonesia begitu terbatas. Tak kian lebih yang saya baca dari buku-buku atau koran-koran internasional, ” Azzam mengenang waktu itu.

Sesudah membaca semuanya laporan yang masuk ke meja kerjanya tentang perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, Azzam mulai mengerti masalah Indonesia dengan baik.

Hasil dari pengetahuannya berkaitan Indonesia bikin Azzam terketuk hatinya untuk menolong perjuangan rakyat Indonesia dalam rencana menjaga kemerdekaan.

Saat ini, Azzam mendekat ke peta, ia lihat negeri dengan beragam pulau, namun tidak ada nama Indonesia disana. Juzur al Hindi al Hulandiyyah as Syarqiyyah tercantum disana : Kepulauan Hindia Belanda Timur. Sembari tersenyum simpul, ia bersumpah bakal menolong saudaranya di seberang lautan sana.

Azzam juga bertemu dengan beberapa pejabat tinggi Mesir. Dengan cara spesial, Azzam berjumpa dengan Perdana Menteri Mesir yang juga Menteri Luar Negeri Mesir, Mahmud Fahmi Nokrasyi.

”Bagaimana pendapat Yang Mulia kalau kita berikan support atas perjuangan bangsa Indonesia? ”kata Azzam.

“Yang Mulia, bangsa Indonesia yaitu bangsa muslim yang tengah berjuang untuk merebut kemerdekaannya kembali dari tangan penjajah Belanda. Menurut pendapat saya, bila bangsa ini peroleh support serta perlindungan seutuhnya dari bangsa negeri-negeri Arab serta Islam, tentu setelah merdeka mereka bakal memiliki dampak serta fungsi dalam perimbangan kemampuan didunia, menukar Jepang yang telah menyerah kalah, ” kata Azzam.

Tatapan matanya makin mantap. Memanglah cuma yang diimpikan, negeri itu nantinya bakal mempunyai fungsi utama. Harapan yang seakan tidak masuk akal. Bagaimana mungkin saja, negeri yang tidak disadari dimana juga nantinya bakal jadi negeri yang bertindak besar, terutama untuk Islam serta golongan muslimin?

Namun disitulah Azzam mengharapkan. Negeri yang saat ini sendirian nantinya tidak lagi sendiri. Bakal terdapat banyak saudara seperjuangan yang siap membantunya.

Perdana Menteri Nokrasyi tersenyum simpul.

“Tapi, Indonesia itu jauh letaknya. Indonesia berada di Timur Jauh dekat dengan Australia bukan? ”

Dengan sorot mata yang tidak beralih, Azzam meyakinkan.

“Yang Mulia, jarak pada kita dengan Indonesia bukanlah permasalahan. Menurut saya, Negara-negara Arab dapat merajut jalinan yang erat dengan bangsa Indoensia yang sebagian besar beragama Islam, ” tegasnya.

“Jika kita memberi pertolongan pada bangsa Indonesia dalam peperangan melawan Belanda, saya meyakini mereka akan tidak lupa waktu mereka merdeka kelak. Pastinya mereka bakal mengingat kebaikan kita ini serta bakal menolong perjuangan kita hadapi tentara Inggris serta perjuangan membebaskan tanah Arab yang masih tetap dalam pendudukan bangsa lain, ” tegasnya.

Ke-2 orang itu sama-sama memandang. Nokrasyi tak berkata apa pun. Situasi mendadak hening. Sorot mata Abdurrahman mengatakan semua. Nantinya, mudah-mudahan Indonesia jadi negeri yang tidak melupakan histori, berjuang membebaskan bangsa lain yang masih terjajah.

“Saya meyakini mereka akan tidak lupa waktu mereka merdeka kelak. Pastinya mereka bakal mengingat kebaikan kita ini membebaskan tanah Arab yang masih tetap dalam pendudukan bangsa lain, ”

Nokrasyi cuma berpesan agar diberikan data-data mengenai Indonesia. Ia belum dapat menjanjikan apa pun. Azzam juga tidak berdiam diri, ia selalu mendatangi bebrapa petinggi negara Arab. Dengan cara pribadi, Azzam juga mendatangi lingkungan Raja Mesir waktu itu, Raja Faruq.

“Yang utama untuk saya, Raja sepakat kalau Mesir memberi pertolongan yang dibutuhkan oleh Indonesia. Kemudian, saya bakal menghubungi negara-negara Arab yang lain untuk peroleh support atas apa yang saya kerjakan, ” tegas Azzam.

Bak gayung bersambut, telephone tua di kantor Azzam juga berdering. Nada parau dibalik sana sangatlah di kenal Azzam. Ia terkaget-kaget rupanya Raja Mesir yang segera menelepon dianya.

“Apa yang paling diperlukan Indonesia?, ” tanya Raja Faruq tanpa ada tedeng aling.

Terkecuali pernyataan kedaulatan, jawab Azzam, yang paling diperlukan yaitu senjata. Tetapi, bila ditambah dengan pengiriman sukarelawan dari negara-negara Arab, jadi itu tambah baik.

Raja Faruk juga memberi kesepakatan.

“Seluruh senjata agar di kirim dari Mesir. Mengenai sukarelawan, di kirim dari negara-negara Arab, ” tegas.

Tetiba saja mata Azzam berkaca-kaca. Ia tidak tahu kenapa ia menangis. Walau sebenarnya, Indonesia saja beberapa waktu terakhir dia dengar. Memandangnya saja belum pernah. Menggenggam tanahnya apa lagi. Namun tak tahu kenapa, ada harapan yang terbesit demikian saja.

“Seluruh senjata agar di kirim dari Mesir. Ada juga sukarelawan (berperang), di kirim dari negara-negara Arab, ”

Rasa yang susah disibakkan. Seakan saudara yang telah lama tidak bertemu. Seolah demikian dekat, dekat sekali, kalau Arab serta Indonesia sama-sama bertaut. Aneh memanglah, bahkan juga beberapa pemimpinnya juga tidak pernah sama-sama bertatap, namun kenapa seolah terasa begitu dekat. Dekat sekali.

Keseriusan Azzam berlanjut pada Sidang Liga Arab pertama, sepenggal Rabu dipenghujung 1945. Untuk pertama kalinya dalam histori, sepucuk surat dari panitia Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia dibacakan dihadapan beberapa pemimpin Arab.

Istana Qasr Za’faran jadi saksi kalau beberapa negara Arab berkemauan untuk menolong dengan cara konkret kemerdekaan Indonesia. Pemimpin sidang yang waktu itu Mahmud Fahmy Nokrasyi membacakan surat dari Indonesia pertama kalinya dihadapan beberapa pemimpin Arab.

“Situasi di Indonesia makin kritis. Berkaitan dengan digelarnya Sidang Liga Arab, kami menantikan support konkret dari negara-negara Arab serta pernyataan pada Republik Indonesia yang merdeka. Kami juga mengharap Inggris tak menolong Belanda serta tak ikut serta urusan Indonesia.
Tertanda Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia”

Ruang terhentak sesaat. Gosip kemerdekaan Indonesia dalam waktu relatif cepat jadi Headline Negeri-negeri Arab. Abdurrahman Azzam tidak butuh menanti saat lama. Selekasnya ia menghubungi Pemerintah Inggris lewat kedutaannya di Kairo.

Ia memohon Inggris tak menolong Belanda hingga Inggris tak dituduh oleh bangsa Islam dan Arab bersikap ta’ashshub (fanatik) dalam menentang golongan Muslim.

Azzam menyampaikan pada salah seseorang diplomat Inggris di Kairo kalau ia akan tidak beberapa sangsi memohon negara-negara Arab untuk kirim sukarelawan manfaat berjuang berbarengan beberapa pejuang Indonesia.

Azzam juga selekasnya menginformasikan jihad fisabilillah melawan Belanda serta siapapun yang menolong Belanda. Kemudian, Azzam menjumpai Raja Arab Saudi Abdul Aziz al-Saud saat Raja itu berkunjung ke Mesir pada 16 Januari 1946.

“Yaa Thawiil al-‘Umri (Yang Mulia), di Timur Jauh ada bangsa muslim yang jumlahnya meraih 70 juta jiwa. Mereka menginformasikan jihad melawan penjajah Belanda untuk memohon hak-haknya serta memohon hak-haknya serta mencapai kemerdekaannya. ” kata Azzam pada pendiri Kerajaan Saudi ini.

Raja Saudi pertama ini memohon info penambahan Azzam mengenai perang kemerdekaan itu, lantas menuturkan :

“Ketahuilah, Ya Abdurrahman, kalau saya serta negeri saya siap menolong bangsa Muslim itu! ”

Azzam lalu menerangkan kalau yang disuruh bangsa Indonesia yaitu senjata serta mengajukan permasalahan Indonesia ke Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Raja Aziz al-Saud lalu menyatakan, “Ya, Abdurrahman, apa pun yang mereka minta, saya siap mengerjakannya. ”

Pertemuan selesai dengan kesepakatan kalau pengiriman senjata jadi tanggung jawab Mesir, sedang cost pengangkutan senjata jadi tanggung jawab Arab Saudi.

Sesudah didukung dari beberapa Raja kerajaan Arab, Azzam juga berkemauan untuk selekasnya kirim bantuan pada Indonesia. Ditatapnya lamat-lamat peta dihadapanya. Ia tuliskan nama Indonesia.

“Harus.. mesti ada perwakilan liga Arab yang datang segera ke Indonesia, ” gumannya. Ia juga berkemauan mengutus perwakilan bangsa Arab datang menyebutkan dukungannya pada Indonesia. Satu hadiah, hadiah istimewa untuk Indonesia dari bangsa Arab.

Nantinya histori bakal mencatat bagaimana perwakilan Liga Arab, M Abdul Mun’im menembus blokade, bertaruh nyawa, menyelusup ke negeri ini mengemukakan segenggam pesan simpel : Negeri Ini Tak Sendiri Bung!

Berbilang th., tidak ada lagi kesendirian. Namanya tercetak gagah di peta-peta dunia. Tidak susah lagi temukan Indonesia. Kado yang demikian istimewa dari Arab. Tetapi, berpuluh th. lalu, masihlah ada amanat yang belum tertunai.

Harapan Azzam bakal negeri ini. Harapan bakal perannya suatu waktu kedepannya, membebaskan negeri-negeri terjajah. Negeri-negeri yang nun jauh disana, yang mungkin saja masihlah berpeluh dalam kesendirian. Makin tergerus saat, namanya bahkan juga dari peta dunia menghilang bertukar nama lain.

Histori seolah berulang. Akankan negeri ini mengingat saat masih tetap dalam kesendirian? Saat satu persatu tangan terulur lembut.

Hari ini, kita melihat berkumpulnya beberapa pemimpin dunia Islam dalam KTT Luar Umum OKI di negeri ini. Negeri yang dahulu bahkan juga tidak ada namanya dalam peta. Negeri yang dulu berjuang dalam sunyi.

Akankah ada hadiah istimewa untuk Palestina? Atau mereka lupa dengan beberapa pendahulunya?

“Seluruh senjata agar di kirim dari Mesir. Ada juga sukarelawan (berperang), di kirim dari negara-negara Arab, ” tegas Raja Faruq.

Agar sejarah yang bakal mencatatnya…

Ditulis oleh : Rizki Lesus – Penggiat Jejak Islam untuk Bangsa (JIB)

Dipublikasikan pertama di jejakislam. net

Tulisan ini hanya cerita pendek yang dikumpulkan dari data-data tercecer yang bisa dipertanggungjawabkan :

– Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, M Zein Hassan
– Jauh di Mata Dekat di Hati, Potret Hubungan Indonesia-Mesir. Tim Kedubes Indonesia untuk Mesir, ed. AM Fachir




Demikianlah Artikel BERITA HEBOH... KADO ISTIMEWA DARI ARAB UNTUK INDONESIA,, APAKAH ITU....???? SILAHKAN SHARE

Sekianlah artikel BERITA HEBOH... KADO ISTIMEWA DARI ARAB UNTUK INDONESIA,, APAKAH ITU....???? SILAHKAN SHARE kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel BERITA HEBOH... KADO ISTIMEWA DARI ARAB UNTUK INDONESIA,, APAKAH ITU....???? SILAHKAN SHARE dengan alamat link https://beritaurban.blogspot.com/2016/10/berita-heboh-kado-istimewa-dari-arab.html

0 Response to " BERITA HEBOH... KADO ISTIMEWA DARI ARAB UNTUK INDONESIA,, APAKAH ITU....???? SILAHKAN SHARE"

Posting Komentar