Aksi Bela Islam, Mendemo Ahok, Tapi yang Mau Dilengserkan Jokowi? Syintieng!

Aksi Bela Islam, Mendemo Ahok, Tapi yang Mau Dilengserkan Jokowi? Syintieng! - Hallo sahabat Berita Urban, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Aksi Bela Islam, Mendemo Ahok, Tapi yang Mau Dilengserkan Jokowi? Syintieng!, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel viral, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Aksi Bela Islam, Mendemo Ahok, Tapi yang Mau Dilengserkan Jokowi? Syintieng!
link : Aksi Bela Islam, Mendemo Ahok, Tapi yang Mau Dilengserkan Jokowi? Syintieng!

Baca juga


Aksi Bela Islam, Mendemo Ahok, Tapi yang Mau Dilengserkan Jokowi? Syintieng!

Aksi Bela Islam, Mendemo Ahok, Tapi yang Mau Dilengserkan Jokowi? Syintieng!

Penulis : Alifurrahman

Upaya melengserkan Presiden Jokowi sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2014. Orangnya itu-itu saja. Dengan alasan ekonomi anjlok, rupiah anjlok dan sekarang Jokowi dinilai melindungi Ahok.

Dulu saat ekonomi dunia sedang krisis, Indonesia sebenarnya termasuk negara yang berhasil bertahan dan tetap plus. Namun Amien Rais meminta segera menggelar sidang istimewa. Sementara SBY meminta pemerintah bertanggung jawab dan segera membentuk tim darurat ekonomi agar rakyat paham. Tujuannya sama, melengserkan Jokowi.

Sekarang, ada kasus Ahok yang dinilai menistakan agama. Orang-orangnya sama. Amien Rais yang berdemo, SBY yang memprovokasi dan mengancam-ngancam. Bedanya, kali ini sentimennya agama. Jadi lebih mudah membodoh-bodohi masyarakat yang fanatik namun jarang baca koran. Sehingga mereka datang dengan alasan ingin membela agama. Tapi coba saja tanya apa yang dilakukan oleh Ahok? Apa yang dikatakan? Siapa Buni Yani? 80% saya jamin tidak tau. Mereka hanya taunya fatwa MUI. Selesai.

Sementara mereka dibodoh-bodohi datang membela agama, orang-orang politik yang sejak dulu ingin melengserkan Jokowi memanfaatkan momentumnya. Setelah mereka dibodohi dengan fatwa MUI, mereka kembali dibodohi bahwa Jokowi melindungi Ahok. Jadi tujuan mereka datang ke jalan bukan lagi ingin membela Quran atau menuntut Ahok ditangkap, melainkan melengserkan Jokowi.

Mungkin ada yang bertanya, mengapa masyarakat sebodoh itu? Jawaban jujurnya, karena memang begitulah rakyat Indonesia. Mudah diprovokasi, mudah dibodoh-bodohi. Sebagian mereka sebenarnya datang memang hanya untuk membela Islam dan menuntut Ahok dipenjara. Tapi masalahnya adalah, saat orang berkermun maka tak ada orang bodoh dan pintar. Semuanya berpotensi menjadi wayang yang mudah digerakkan dalang. Sehingga meski tujuannya datang adalah membela Islam, tapi setelah sampai di lapangan ternyata pimpinan demo menuntut lengserkan Jokowi sebab dianggap melindungi Ahok, mereka secara tidak sadar akan manut saja. Padahal anggapan Jokowi melindung Ahok sudah pasti tidak benar, toh Presiden Jokowi sudah menginstruksikan bahwa dirinya tak akan melindungi dan menyerahkan sepenuhnya pada pihak Polisi.

Tapi sekali lagi, karena sudah terlanjur berkumpul, massa sudah banyak, maka tidak penting lagi benar dan salah. Saat kanan kiri menuntut Jokowi lengser, maka semua akan sepakat. Kalau beda sendiri malah nanti dikeroyok massa.

Soal demo menjatuhkan Jokowi ini adalah tahap pertama. Tahap kedua adalah memaksa MPR menggelar sidang istimewa. Caranya adalah dengan memasukkan massa agar menguasai gedung DPR MPR. Modusnya agar pendemo punya tempat beristirahat, padahal setelah masuk mereka tak akan mau keluar lagi sampai Presiden Jokowi dilengserkan. Ini sudah dijanjikan oleh Fahri Hamzah dan diupayakan oleh Fadli Zon. 4 November lalu hal ini sudah dilakukan. Mungkin jika ada demo lagi, nantinya pun mereka akan melakukan hal yang sama.

Tahap ketiga, memaksa MPR memutuskan untuk kembali ke UUD 45 yang lama (ini pun sudah jauh dari niat awal membela Islam). Dengan tujuan agar bisa memecat Presiden lebih mudah sebab kekuasaan tertinggi ada di MPR. Sehingga nantinya Jokowi dapat diberhentikan melalui TAP MPR seperti yang dialami oleh Gusdur. Berawal dari prasangka DPR terhadap Gusdur soal Bulog gate yang berpotensi membuka peluang korupsi. Catat, berpotensi.

Tahap keempat, setelah mereka mengubah undang-undang 45 kembali ke yang semula, dengan modus dan alasan idealisme dan sebagainya, barulah mereka bisa melengserkan Jokowi. Lalu setelah itu dibentuklah pemerintahan transisi sebelum pemilu selanjutnya.

Atas nama kekuasaan

Mungkin ada yang bertanya, apa untungnya bagi mereka? Jawabnya minimal Jokowi tak akan bisa maju lagi pada pemilu selanjutnya. Kalaupun bisa, nanti masyarakat ditakut-takuti, dibodoh-bodohi bahwa kalau Jokowi terpilih nanti bisa dilengserkan lagi. Pada intinya mereka tak mau Jokowi berlanjut jadi presiden, sehingga mereka harus melakukan segala cara, termasuk mengajak Tuhan turun ke jalan untuk membenarkan aksinya. Takbir "Allahuakbar!" haha sangat familiar kan?

Alasan mereka melakukan segala cara untuk melengserkan Jokowi adalah karena mereka tak akan mampu mengalahkannya di pemilu 2019 nanti. Sebab pembangunan infrastruktur terlalu nyata, sangat kasat mata. Susah untuk kita nafikan, dan rakyat pasti puas dengan kinerja Jokowi. Sementara di kalangan usaha menengah atas, iklim investasi juga bagus. Bahkan tax amnesty yang saya ragukan bisa berjalan dengan baik, sekarang mencapai target di luar prediksi.

Semuanya kongkrit dan nyata. Mana bisa mengalahkan Jokowi? Sementara sekarang belum ada satupun nama yang bisa dimunculkan. Pilgub DKI yang semula diprediksi akan memunculkan nama-nama baru yang bisa bersaing dengan Jokowi 2019 nanti, malah memunculkan lawan-lawan barisan para mantan minim prestasi.

Anies mantan menteri, dipecat. Agus mantan mayor TNI, berhenti karena mau jadi Cagub. Keduanya minim prestasi. Bagaimana mau menyaingi Jokowi? Kalaupun ada sosok yang bisa menyaingi Jokowi pada 2019 nanti, orang tersebut pastilah Ahok. Tapi masalahnya kan Ahok berangkat dari PDIP, sama dengan Jokowi. Mustahil membuat keduanya bertanding. Lebih masuk akal kalau digabungkan. Sementara partai lain tak punya calon kuat untuk jadi penantang.

Jadilah sekarang ini mereka mau melengserkan Jokowi supaya tidak jadi presiden lagi, bahkan kalaupun kemudian jadi capres lagi, mereka bisa menakut-nakuti dengan rusuh dan sebagainya.

Siapa mereka?

Jawaban akuratnya hanya dua kelompok, Cikeas dan Cendana. Keduanya pernah berkuasa. Cikeas pernah berkuasa 10 tahun, sekarang berharap sang anak bisa kembali jadi penguasa meski masih ingusan. Sampai sekarang cara pencitraan Cikeas bisa dinilai berhasil. Sebab jika tanpa Jokowi, lewat pemilihan resmi, maka Cikeas masih memiliki peluang untuk menang.

Cendana berkuasa 32 tahun. Sekarang kandidat terkuatnya adalah sang mantan menantu. Disusul anaknya yang baru keluar penjara. pada 2014 lalu, andai tak ada Jokowi, maka hampir pasti sang menantu lah yang menang, dan Cendana kembali melanjutkan catatan kekuasaannya.

Itulah fakta dan laporan yang saya dapat dari informan seword. Semuanya hanya soal politik dan kekuasaan. Bahwa kemarin banyak orang datang berdemo dengan alasan membela Islam, mungkin memang begitu. Namun mereka pasti tidak sadar kalau sudah dimanfaatkan untuk tujuan melengserkan Jokowi, bukan lagi membela Islam.

Kalau memang para pendemo itu ingin Ahok ditangkap karena dianggap menistakan agama, ya demo saja balaikota. Hancurkan, bakar, sampai Ahok mundur. Itu baru masuk akal. Ahok yang dinilai menistakan agama, maka Ahok yang harus digeruduk. Kalaupun mau membunuh Ahok, ya lakukan saja terserah kalian. Tapi kalau kemudian mau melengserkan Jokowi, artinya sudah bab lain. Ini sama seperti ada orang dituduh menghamili seorang perempuan, tapi yang dituntut adalah kakaknya (pemerkosa) agar mundur dari kursi pimpinan perusahaan tempat si perempuan bekerja karena alasan tidak berhasil mendidik atau melindungi si adik.

Terakhir, kita bisa berbeda pendapat soal tafsir surat Almaidah 51. Kita bisa berbeda pendapat soal Ahok menistakan agama atau tidak. Bebas. Ini negara demokrasi, setiap orang berhak memberikan argumentasi. Tapi kalau tuntutannya adalah melengserkan Jokowi, itu artinya pasti ada yang salah di antara kita. Entah kalian atau saya yang salah. Pasti.

Selengkapnya :
http://ift.tt/2f7wg0s


Demikianlah Artikel Aksi Bela Islam, Mendemo Ahok, Tapi yang Mau Dilengserkan Jokowi? Syintieng!

Sekianlah artikel Aksi Bela Islam, Mendemo Ahok, Tapi yang Mau Dilengserkan Jokowi? Syintieng! kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Aksi Bela Islam, Mendemo Ahok, Tapi yang Mau Dilengserkan Jokowi? Syintieng! dengan alamat link https://beritaurban.blogspot.com/2016/11/aksi-bela-islam-mendemo-ahok-tapi-yang_14.html

0 Response to "Aksi Bela Islam, Mendemo Ahok, Tapi yang Mau Dilengserkan Jokowi? Syintieng!"

Posting Komentar